Sabtu, 27 Oktober 2012

Menjadi Guru yang Disenangi


 yang tidak mau menjadi guru yang disukai siswa. Semua guru sepertinya mengharapkan ini. Tapi tahukah anda bahwa semakin minta disukai siswa semakin jauh kita dari kriteria guru yang layak disukai siswa?

Jika disukai siswa menjadi tujuan kita sebagai guru tidak ada yang namanya profesionalisme lagi, yang ada hanyalah menuruti apa yang siswa mau dan inginkan, bahkan bila yang diinginkan sudah keluar jalur kegiatan belajar dan mengajar.

Menjadi guru yang disukai bukan perkara mudah tapi juga tidak sulit, saya pribadi pun masih dalam upaya untuk bisa disukai siswa. Namun tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, dimana ada kemauan disitu ada jalan. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat dijadikan panduan:
1.      Tidak terlalu banyak melaksanakan metode ceramah
2.      Memberikan contoh kepada siswa apa yang ia ingin siswa lakukan. Jika anda sebagai guru berharap siswa anda hormat pada anda, silahkan terlebih dahulu menjaga harga diri siswa anda di kelas.
3.      Jika marah atau kecewa pada siswa, berbicara lah pada mereka dan bukan berteriak.
4.      Berbagi senyum tulus pada semua siswa. Siswa yang dicap sebagai anak yang ‘bermasalah’ akan luntur dan akan menyukai anda jika anda berikan senyum pada mereka.
5.      Memotivasi siswa dengan cara memotivasi dan bukan menyindir.
6.      Menggunakan humor pada tempat dan saat yang tepat.
7.      Mudah diajak berteman oleh siswa dan bukan menjadi teman siswa. Mudah diajak berteman artinya anda pihak yang pasif dalam berkomunikasi namun tetap dengan cara yang profesional. Berusaha menjadi teman siswa hanya akan menyulitkan situasi anda dikemudian hari.
Penyabar dan menganggap semua siswa sedang berproses. Hindari meneruskan warisan guru lain dengan melanjutkan cap yang sudah diterima oleh siswa tertentu.

Akreditasi Sekolah

Akreditasi Sekolah
Akreditasi sekolah, baik terhadap kinerja maupun kelayakannya, perlu dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas kepada publik. Akreditasi sekolah dilakukan oleh pemerintah dan kompeten untuk menentukan kelayakan suatu sekolah dalam rangka penjaminan mutu kepada publik. Penentuan kelayakan suatu sekolah didasarkan atas hasil akreditasi yang dilaksanakan oleh Badan Akreditasi Sekolah (BAS).
Mengingat BAS merupakan lembaga baru, maka diperlukan pedoman yang dapat membantu/memfasilitasi penyelenggaraan akreditasi sekolah, mulai dari pembentukan BAS sampai penentuan hasil akhir akreditasi sekolah. Oleh karena itu, Buku Pedoman Akreditasi Sekolah ini dirancang untuk membantu pihak-pihak yang terkait dengan penyelenggaraan akreditasi sekolah.
Buku Pedoman ini disusun dengan mengacu kepada KepMendiknas 087/U/2002 dan Kepmendiknas 039/U/2003. Buku Pedoman ini akan memberikan rambu-rambu tentang pelaksanaan akreditasi sekolah yang meliputi arti, tujuan, manfaat, sistem, pelaksanaan, monitoring dan publikasi, dan organisasi Badan Akreditasi Sekolah.

Kamis, 25 Oktober 2012

Ucapan Selamat Idul Adha

Assalamu Alaikum Wr. Wb
Segenap Pengurus dan Anggota KKG Gugus II Nunukan
Mengucapkan Selamat Idul Adha 1433 H Maaf Lahir Batin





Ucapan selamat Idul Adha

Rabu, 03 Oktober 2012

Sebuah Harapan tentang Rencana Pemberlakuan Kurikulum Baru

Kurikulum Baru“Pantai Rei”, sebuah ungkapan klasik dari Heraclites (530SM) yang artinya segala sesuatu berubah. Dan tampaknya itulah yang terjadi dan akan terus terjadi dengan dunia pendidikan kita. Berdasarkan informasi yang beredar di berbagai media massa, bahwa saat ini pemerintah  tengah mempersiapkan kurikulum baru yang diharapkan dapat rampung pada bulan Februari 2013.
Sebelum disahkan dan diaplikasikan, terlebih dahulu pemerintah akan melakukan uji publik terhadap rancangan kurikulum baru ini untuk memperoleh kritik dan masukan dari masyarakat. Kurikulum ini merupakan evaluasi dari seluruh mata pelajaran dan akan diterapkan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.
Dilihat dari konten,  kurikulum baru ini akan memangkas jumlah mata pelajaran. Di tingkat Sekolah Dasar (SD)  jumlah mata pelajaran hanya empat yakni Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika dan Agama, dengan tetap mengacu kepada  Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ditetapkan. Terkait dengan mata pelajaran IPA dan IPS,  yang sempat diisukan akan ditiadakan,  kedua mata pelajaran ini  tetap akan diberikan kepada siswa  dalam bentuk yang  berbeda, terintegrasi dengan mata pelajaran lain (Khairil Anwar Notodiputro,  JPNN.com). Sementara, untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak tujuh mata pelajaran dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 10 mata pelajaran. (Inilahjabar.com). Dilihat dari strategi, kurikulum baru ini akan menekankan pada model pembelajaran tematik yang mengarah pada pendidikan karakter. Dengan pendidikan bersifat tematik akan dapat mengembangkan tindak kompetensi penting, yakni perilaku, keterampilan, dan pengetahuan. Selain itu, melalui pendekatan tematik ini, diharapkan  dapat  memberikan ruang gerak bagi siswa untuk berekspresi seluas-luasnya dalam mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya.
Menurut Musliar (AntaraNews.com): “Pendidikan karakter akan lebih banyak dipelajari siswa di tingkat sekolah dasar dimulai sejak dini, semakin tinggi jenjangnya, pelajaran terkait pendidikan karakter berkurang dan diganti dengan pelajaran keilmuan”.
Hal senada disampaikan oleh Prof. Kacung Marijan, MA, Staf ahli Mendikbud, bahwa: “Kurikulum pendidikan yang baru nanti akan mengubah mindset pendidikan yang bersifat akademik menjadi dua paradigma yakni akademik dan karakter, bahkan pendidikan karakter akan lebih banyak di tingkat pendidikan dasar atau TK dan SD, karena karakter itu merupakan pondasi pendidikan”. (Kompas.com)
===============
Sumber : diolah dari berbagai sumber di internet
===============
Refleksi:
Terlepas dari kebijakan yang akan diambil nanti, ada beberapa catatan penting terkait dengan upaya perubahan kurikulum ini:
  1. Perubahan kurikulum pada  dasarnya merupakan konsekuensi logis dari sifat dasar pendidikan yang dinamis,  senantiasa bergerak mengikuti dan menyesuaikan dengan perubahan faktor-faktor yang melandasinya, baik filosofis, psikologis, sosiologis, IPTEK dan faktor-faktor lainnya. Oleh karena itu, saya memandang positif terhadap rencana perubahan kurikulum ini.
  2. Berkaitan dengan pengembangan pendidikan karakter, berdasarkan dokumen kurikulum pendidikan karakter yang ada sekarang ini, saya melihat masih tampak terlalu banyak muatan nilai yang ingin dikembangkan melalui pendidikan karakter,  tentu hal ini menjadi beban yang tidak mudah bagi guru dalam mengimplementasikannya. Oleh karena itu, barangkali ada baiknya jika difokuskan pada beberapa nilai tertentu  yang benar-benar urgen secara nasional. Misalnya: tentang kejujuran,  diharapkan  melalui kurikulum baru ini upaya pendidikan benar-benar fokus untuk mengantarkan seluruh peserta didik dan  anak bangsa di negeri ini menjadi manusia-manusia  yang jujur.
  3. Perubahan kurikulum membawa implikasi tersendiri terhadap peran dan tugas guru selaku pelaksana utama kurikulum. Dengan sendirinya, upaya pemberdayaan dan penguatan kompetensi guru menjadi sangat penting agar dapat menyelaraskan dengan berbagai tuntutan perubahan. Sehebat apapun kurikulum  yang akan diberlakukan, jika tidak diimbangi dengan keberdayaan dan keberbudayaan guru tampaknya hanya akan menghasilkan kesia-sian  belaka.  The man behind the  gun!
  4. Pelayanan Bimbingan dan Konseling diyakini sebagai bagian  integral dari sistem pendidikan kita. Oleh karena itu, perubahan kurikulum yang akan dilakukan diharapkan secara tegas dan jelas dapat mewadahi kepentingan pelayanan Bimbingan dan Konseling, yang selama ini tampak masih ambigu dan berjalan tertatih-tatih. Saya berharap kepada para praktisi dan terutama para ahli Bimbingan dan Konseling di negeri ini untuk kompak dan merapatkan barisan dalam turut serta mewarnai kebijakan kurikulum ini.  Sehingga ke depannya, diharapkan pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan optimal dan  lebih berkonstribusi lagi terhadap pendidikan kita.
  5. Peran Pengawas Sekolah sebagai tenaga penjaminan mutu masih sangat perlu untuk direvitaliasasi dan diberdayakan agar dapat “mengawal” dengan tepat dan benar terhadap jalannya perubahan kurikulum.
  6. Kita tahu bahwa dimana pun tak pernah ada kurikulum yang sempurna, dan  kita semua berharap semoga kurikulum baru ini setidaknya dapat diandalkan dan menjadi tumpuan harapan baru bagi terciptanya pendidikan dan kehidupan yang lebih baik di negeri ini. Better education, better life!  


              =========APA HARAPAN ANDA TERHADAP KURIKULUM BARU?===========

Exchange Link