Sebuah Harapan tentang Rencana Pemberlakuan Kurikulum Baru
Posted on 02 Oktober 2012
“Pantai Rei”, sebuah ungkapan klasik dari Heraclites (530SM) yang artinya
segala sesuatu berubah.
Dan tampaknya itulah yang terjadi dan akan terus terjadi dengan dunia
pendidikan kita. Berdasarkan informasi yang beredar di berbagai media
massa, bahwa saat ini pemerintah tengah mempersiapkan
kurikulum baru yang diharapkan dapat rampung pada bulan Februari 2013.
Sebelum disahkan dan diaplikasikan,
terlebih dahulu pemerintah akan melakukan uji publik terhadap rancangan
kurikulum baru ini untuk memperoleh kritik dan masukan dari masyarakat. Kurikulum
ini merupakan evaluasi dari seluruh mata pelajaran dan akan diterapkan
pada semua jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga
pendidikan tinggi.
Dilihat dari konten, kurikulum baru ini
akan memangkas jumlah mata pelajaran. Di tingkat Sekolah Dasar (SD)
jumlah mata pelajaran hanya empat yakni Bahasa Indonesia, PPKn,
Matematika dan Agama, dengan tetap mengacu kepada Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar yang ditetapkan. Terkait dengan mata pelajaran IPA
dan IPS, yang sempat diisukan akan ditiadakan, kedua mata pelajaran
ini tetap akan diberikan kepada siswa dalam bentuk yang berbeda,
terintegrasi dengan mata pelajaran lain (Khairil Anwar Notodiputro,
JPNN.com). Sementara, untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)
sebanyak tujuh mata pelajaran dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak
10 mata pelajaran. (Inilahjabar.com). Dilihat dari strategi, kurikulum
baru ini akan menekankan pada model pembelajaran tematik yang mengarah
pada pendidikan karakter. Dengan pendidikan bersifat tematik akan dapat
mengembangkan tindak kompetensi penting, yakni perilaku, keterampilan,
dan pengetahuan. Selain itu, melalui pendekatan tematik ini, diharapkan
dapat memberikan ruang gerak bagi siswa untuk berekspresi
seluas-luasnya dalam mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya.
Menurut Musliar (AntaraNews.com):
“Pendidikan karakter akan lebih banyak dipelajari siswa di tingkat
sekolah dasar dimulai sejak dini, semakin tinggi jenjangnya, pelajaran
terkait pendidikan karakter berkurang dan diganti dengan pelajaran
keilmuan”.
Hal senada disampaikan oleh Prof. Kacung
Marijan, MA, Staf ahli Mendikbud, bahwa: “Kurikulum pendidikan yang baru
nanti akan mengubah mindset pendidikan yang bersifat akademik menjadi
dua paradigma yakni akademik dan karakter, bahkan pendidikan karakter
akan lebih banyak di tingkat pendidikan dasar atau TK dan SD, karena
karakter itu merupakan pondasi pendidikan”. (Kompas.com)
===============
Sumber : diolah dari berbagai sumber di internet
===============
Refleksi:
Terlepas dari kebijakan yang akan diambil nanti, ada beberapa catatan penting terkait dengan upaya perubahan kurikulum ini:
- Perubahan kurikulum pada dasarnya merupakan konsekuensi logis dari
sifat dasar pendidikan yang dinamis, senantiasa bergerak mengikuti dan
menyesuaikan dengan perubahan faktor-faktor yang melandasinya, baik
filosofis, psikologis, sosiologis, IPTEK dan faktor-faktor lainnya. Oleh
karena itu, saya memandang positif terhadap rencana perubahan kurikulum
ini.
- Berkaitan dengan pengembangan pendidikan karakter, berdasarkan
dokumen kurikulum pendidikan karakter yang ada sekarang ini, saya
melihat masih tampak terlalu banyak muatan nilai yang ingin dikembangkan
melalui pendidikan karakter, tentu hal ini menjadi beban yang tidak
mudah bagi guru dalam mengimplementasikannya. Oleh karena itu,
barangkali ada baiknya jika difokuskan pada beberapa nilai tertentu
yang benar-benar urgen secara nasional. Misalnya: tentang kejujuran,
diharapkan melalui kurikulum baru ini upaya pendidikan benar-benar
fokus untuk mengantarkan seluruh peserta didik dan anak bangsa di
negeri ini menjadi manusia-manusia yang jujur.
- Perubahan kurikulum membawa implikasi tersendiri terhadap peran dan
tugas guru selaku pelaksana utama kurikulum. Dengan sendirinya, upaya
pemberdayaan dan penguatan kompetensi guru menjadi sangat penting agar
dapat menyelaraskan dengan berbagai tuntutan perubahan. Sehebat apapun
kurikulum yang akan diberlakukan, jika tidak diimbangi dengan
keberdayaan dan keberbudayaan guru tampaknya hanya akan menghasilkan
kesia-sian belaka. The man behind the gun!
- Pelayanan Bimbingan dan Konseling diyakini sebagai bagian integral
dari sistem pendidikan kita. Oleh karena itu, perubahan kurikulum yang
akan dilakukan diharapkan secara tegas dan jelas dapat mewadahi
kepentingan pelayanan Bimbingan dan Konseling, yang selama ini tampak
masih ambigu dan berjalan tertatih-tatih. Saya berharap kepada para
praktisi dan terutama para ahli Bimbingan dan Konseling di negeri ini
untuk kompak dan merapatkan barisan dalam turut serta mewarnai kebijakan
kurikulum ini. Sehingga ke depannya, diharapkan pelayanan bimbingan
dan konseling dapat berjalan optimal dan lebih berkonstribusi lagi
terhadap pendidikan kita.
- Peran Pengawas Sekolah sebagai tenaga penjaminan mutu masih sangat
perlu untuk direvitaliasasi dan diberdayakan agar dapat “mengawal”
dengan tepat dan benar terhadap jalannya perubahan kurikulum.
- Kita tahu bahwa dimana pun tak pernah ada kurikulum yang sempurna,
dan kita semua berharap semoga kurikulum baru ini setidaknya dapat
diandalkan dan menjadi tumpuan harapan baru bagi terciptanya pendidikan
dan kehidupan yang lebih baik di negeri ini. Better education, better life!
=========APA HARAPAN ANDA TERHADAP KURIKULUM BARU?===========